Text
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST OP ORIF FRAKTUR PATELLA DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRARED RADIATION DAN TERAPI LATIHAN
XMLPROTOKOL STUDI KASUSrnNAMA MAHASISWA : IIN NUR ASRI KHUFYATANrnN.I.M : 16.030rnTEMPAT PRAKTEK : RS. Guntur GarutrnPEMBIMBING : Risa Nurjulia Ekayanti Amd. Ftrn==========================================================rnTanggal Pembuatan Laporan : 21 Februari 2019rnKondisi / Kasus : FT BrnI. KETERANGAN UMUM PENDERITArnNama : Ny. Neneng SusantirnUmur : 44 tahunrnJenis Kelamin : PerempuanrnAgama : IslamrnPekerjaan : Ibu rumah tanggarnAlamat : Kp. Tabrik Rt 01 / Rw 12 Desa Jatisari Kecamatan rnKarang pawitan GarutrnII. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKITrnA. DIAGNOSA MEDISrnPost op ORIF Fraktur Patella DextrarnB. CATATAN KLINISrnTanggal 08 juni 2018 hasil rontgen sendi femoro tibialis kanan baik, tidakrnada dislokasi, sela sendi tak menyempit, patella kanan tampak adarndiskontinuitas inkomplitrnTanggal 7 oktober 2018 hasil rontgen k-wire dalam posisi baikrnC. TERAPI UMUMrnMedika mentosa :Novagesic 500 mg, Vitamin C 250mgrnFisioterapirnD. RUJUKAN FISIOTERAPI DARI DOKTERrnMohon dilakukan tindakan fisioterapi pada pasien Ny.Neneng Umur 44rntahun dengan diagnosa Post op ORIF Fraktur Patella Dextra untukrndiberikan program IRR dan exercise.rnIII. SEGI FISIOTERAPIrnTanggal : 14 Februari 2019rnA. ASSESSMENTrn1. ANAMNESIS UMUM (AUTO)rna. KELUHAN UTAMA:rnPasien mengeluh adanya nyeri pada daerah bekas operasi pada sekitar lututrndan tungkai kanannyarnb. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:rnOktober 2018 pasien menjalankan operasi di RS Nurhayati Garut denganrnpemasangan ORIF berupa K-wire dilutut kanan. Akhir januari 2019 karenarnmerasa semakin nyeri dan disertai adanya keterbatasan gerak saat menekukrnlutut kanannya dan kelemahan otot tungkai kanan kemudian pasien berobatrnke Poli Rehabilitasi Medik RS. Guntur lalu di rujuk ke Fisioterapi. Pasienrnmelakukan terapi dua kali dalam seminggu.rnc. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:rnJuni 2018 pasien mempunyai riwayat pernah jatuh tersandung di warungrnpernah di urut dua kali kemudian di rontgen ada retak di lutut kanannyarnd. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA:rnPasien tidak mempunyai riwayat penyakit penyerta.rne. RIWAYAT PRIBADI:rnPasien adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya mengurusrnpekerjaan rumah.rnf. RIWAYAT KELUARGA:rnTidak ada anggota keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit yangrnsama dengan penyakit yang dialami oleh pasien.rn2. ANAMNESIS SISTEMrna. Kepala & Leherrnpasien tidak mengalami keluhan pusing dan kaku pada leherrnb. Kardiovaskulerrnpasien tidak mengeluh nyeri dada dan tidak adanya rasa jantung berdebardebar.rnc. RespirasirnTidak ada riwayat penyakit paru-paru dan pasien tidak mengeluh adanyarnsesak nafas.rnd. GastrointestinalisrnPasien dapat mengontrol buang air besar.rne. UrogenitalisrnPasein dapat mengontrol buang air kecil.rnf. MuskuloskeletalrnDitemukan adanya nyeri, keterbatasan gerak pada gerakan fleksi danrnekstensi knee dextra dan kelemahan otot m. quadriceps dan m. hamstringrndextra.rng. Nervorumrnpasien tidak mengeluh adanya rasa kesemutan pada tungkai kanannya.rnB. PEMERIKSAANrn1. PEMERIKSAAN FISIKrn1.1 TANDA-TANDA VITALrna. Tekanan Darah : 130/80 mmHgrnb. Denyut Nadi : 76x/menitrnc. Pernapasan : 20x/menitrnd. Temperatur : 36,5oCrne. Tinggi Badan : 160 cmrnf. Berat Badan : 68 kgrn1.2 INSPEKSIrnStatis : Terlihat adanya bekas incise di sisi medial patella dextra, adanyarnodema di patella dextra, adanya atropi pada otot M. quadricepsrndan M. hamstring dextra, dan lutut kanan semi fleksi.rnDinamis : Pada saat datang menghampiri terapis pasien jalan pincangrndengna menggunakan kedua kruk dengan metode parsial weightrnbearing pola jalan fase stance yaitu heel strike dan fase swingrnyaitu acceleration, mid swing dan deceleration hilang padarntungkai kanannya, pasien belum maksimal menekuk lututrnkanannya.rn1.3 PALPASIrnTerdapat nyeri tekan di otot m. quadriceps dextra, suhu dilutut kanan lebihrnterasa hangat, ada spasme otot m. quadriceps dextra.rn1.4 PERKUSIrnTidak dilakukanrn1.5 AUSKULTASIrnTidak dilakukan.rn1.6 GERAKAN DASARrna. Gerak AktifrnPada lutut kanan gerakan fleksi adanya keterbatasan gerak atau tidak fullrnROM disertai adanya nyeri sedangkan gerak ekstensi sedikit terdapatrnketerbatasan gerak disertai adanya nyeri.rnb. Gerak PasifrnGerak pasif dilakukan oleh terapis pada bagaian tubuh yang diperiksa padarnlutut kanan gerak fleksi ada keterbatasan gerak disertai nyeri pada akhirrngerakan dengan end feel springy. Pada gerak ekstensi ada keterbasan gerakrndisertai nyeri pada akhir gerakan dengan end feel hard.rnc. Gerak Isometrik Melawan TahananrnDari pemeriksaan gerak isometrik melawan tahanan didapatkan hasil pasienrnbelum mampu melawan tahanan minimal pada gerakan flexi dan extensirnknee dextra disertai dengan adanya nyeri.rn1.7 KOGNITIF, INTRAPERSONAL & INTERPERSONALrnKognitif : Orientasi baik, pasien mampu mengikuti intruksi yang rndiberikan fisioterapis dengan baik.rnIntrapersonal : Pasien mempunyai motivasi dan kemauan untuk sembuhrnInterpersonal : pasien dapat bersosialisasi dengan baik dan dapat diajak rnbekerjasama dengan terapis.rn1.8 KEMAMPUAN FUNGSIONAL & LINGKUNGAN AKTIVITASrna. Kemampuan Fungsional Dasarrnpasien mengalami hambatan saat melakukan gerakan fungsional menekukrndan meluruskan lutut kanannya.rnb. Aktivitas Fungsionalrnpasien mampu melakukan aktivitas toileting menggunakan wc jongkokrndengan kaki kanan selonjor kedepan, dan aktiviitas dressing dapat dilakukanrnsecara mandiri.rnc. Lingkungan Aktivitasrnpasien bertempat tinggal di kp. Tabrik desa jatisari yang lingkungannyarnmendukung dan memotivasi pasien dalam proses penyembuhan.rn2. PEMERIKSAAN SPESIFIK (FT B)rn2.1 Pemeriksaan Nyeri dengan VAS ( Visual Analogue Scale)rnNYERI NILAIrnNyeri diam 2,2cmrnNyeri tekan 3,6cmrnNyeri gerak 4,8cmrn2.2 Pemeriksaaan Odema dengan Antopometri menggunakan midlinernLingkar knee joint Patella dextra Patela sinistra Selisishrn44 cm 41 cm 3 cmrn2.3 Pemeriksaan Luas Gerak Sendi dengan GoniometerrnSendi lutut Aktif Pasif NormalrnKanan S 5̊ - 5̊ - 45̊ S 3̊ - 5º- 50̊ S 0̊ – 0̊ – 130̊rnKiri S 0̊ – 0̊ - 130̊ S 0̊ – 0̊ - 130̊ S 0̊ – 0̊ - 130̊rn2.4 Pemeriksaa Kekuatan Otot dengan MMTrnPemeriksaan Kanan KirirnFleksi knee 2+ 5rnEkstensi knee 2+ 5rn2.5 Pemeriksaan Atropi dengan Antropometri menggunakan midlinernPemeriksaan Kanan Kiri SelisihrnDari tuberositas tibia 20cm ke proksimal 49 cm 50 cm 1 cmrnDari tuberositas tibia 10cm ke distal 37 cm 38 cm 1 cmrn2.6 Pemeriksaan Gangguan Pola Jalan dengan Gait AnalisisrnDidapatkan hasil bahwa ada fase yang hilang dari pola jalan pasien yaiturnfase stance : heel strike dan fase swing : acceleration, mid swing danrndeceleration pada tungkai kanannya.rnC. DIAGNOSIS FISIOTERAPIrna. Impairment :Terdapat adanya nyeri diam, nyeri tekan, nyeri gerak, odemarnpada sendi lutut kanan, keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi knee dextra,rndan kelemahan otot m. hamstring dam m.quadriceps dextra, atropi otot m.rnhamstring dan m. quadriceps dextra.serta gangguan pola jalan pada tungkairnkanannya.rnb. Functional Limitation : ketidakmampuan dalam melakukan aktivitasrnfungsional seperti solat, berjalan jauh dan naik turun tangga.rnc. Participation Restriction :keterbatasan saat bekerja dan beraktivitas seharihari sebagai ibu rumah tangga.rnD. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPIrn1. TUJUANrna. Jangka Pendek :Mengurangi nyeri diam, nyeri tekan, nyeri gerakrnmengurangi odema, meningkatkan kekuatan otot, menambah LGS danrnmemperbaiki pola jalan.rnb. Jangka Panjang : Meningkatkan dan mengembalikan aktivitas fungsionalrnseperti sediakala.rn2. TINDAKAN FISIOTERAPIrna. Teknologi Fisioterapirn1. Teknologi alternatifrn Infrared radiationrn Static contractionrn Active assisted exercisern Activeresisted exercisern Relax passive exercisern Forced passive exercisern Free active exercisern2. Teknologi yang Dilaksanakanrn( Jelaskan argumentasi / alasan mengapa ini yang dilaksanakan )rn1) Infrared RadiationrnSinar infrared radiation adalah gelombang elektromagnetik dengan panjangrngelombang 750-400.000 nm. Sinar infrared juga disebut sinar termiogenik,rnkarena sinar ini menghasilkan panas saat mereka diserap oleh jaringan tubuhrnyang memberikan efek meningkatkan proses metabolism vasodilatasirnpembuluh darah, pigmentasi, pengaruh terhadap urat saraf sensoris,rnpengaruh terhadap jaringan otot, meningkatkan kerja kelenjar keringat,rnmengurangi/menghilangkan rasa sakit, memberikan efek relaksasi sertarnmenghilangkan sisa-sisa metabolisme.rn2) Free Active ExercisernLatihan gerak aktif tanpa bantuan terapis merupakan gerakan aktif yangrndilakukan secara sadar tanpa bantuan dari luar dengan melawan gayarngravitasi. Jenis terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot danrnmemelihara LGS.rn3) Force Passive ExercisernGerakan pasif yang dilakukan oleh terapis dimana terdapat penguluranrnselama gerakan fleksi knee dextra dan extensi knee dextra sampai batasrnnyeri tujuannya untuk meningkatkan LGS.rnb. EdukasirnEdukasi yang diberikan oleh fisioterapis pada post op ORIF fraktur patellarndextra antara lain sebagai berikut : 1) duduk dikursi dengan tungkai kirirnberada diatas tungkai kanan dan berikan dorongan oleh tungkai kiri kerndepan dan kebelakang sampai batas nyeri, 2) pasien duduk dikursi danrnberpegangan pada kursi didepannya lalu pasien berdiri dengan tumpuanrnbadan dipindahkan ke tungkai kanan dan diusahakan tungkai kiri terangkat,rn3) belajar untuk melepas kedua kruk karena tidak akan memperburukrnkondisi pada lutut kanannya, 4) pasien melakukan squat exercise yaiturngerakan dengan posisi jongkok 90 derajat, punggung harus rata atau tegak,rnbeertumpulah pada tumit dengan mendorong pinggang kebelakang yangrnotomatis akan membantu tubuh bertumpu pada tumit latiahn ini bertujuanrntuntuk menguatkan otot tungkai atas dan bawah, meningkatkan LGS lututrnkanan dan menjaga elastisitas otot agar tetap seimbang. Latihan dapatrnditingkatkan sesuai kemampuan pasien.rn3. RENCANA EVALUASIrn- nyeri dengan VASrn- Odema dengan antropometri menggunakan midlinern- Lingkup gerak sendi dengan goniometerrn- Kekuatan otot dengan MMTrn- Atropi dengan antropometri menggunakan midlinern- Gangguan pola jalan dengan gait analisisrnE. PROGNOSISrnQuo ad Vitam : BaikrnQuo ad Sanam : CukuprnQuo ad Fungsionam : CukuprnQuo ad Cosmeticam : CukuprnF. PELAKSANAAN FISIOTERAPIrn Infrared radiationrn- Persiapan alat :Pastikan kabel, lampu dalam kondisi baik dan tombol dalamrnkeadaan off.rn- Persiapan pasien :posisi pasien tidur terlentang dan pastikan dalam keadaanrnserileks mungkin kemudian bebaskan dari kain yang menghalangi area yangrnakan di terapi.rn Pelaksanaan : arahkan lampu infrared radiation tegak lururs pada bagianrnyang akan diterapi di proksimal patella dextra dengan jarak 50 cm tekanrntombol ON atur waktu selama 15 menit kemudian klik star, beri penjelasanrnpada pasien maksud diberikan terapi tersebut beritahu rasa panas yangrndirasakan akan terasa hangat, jika terasa panas yang menyengat segerarnberitahu terapis.rn Free active exercisern- Persiapan pasien :Posisikan pasien senyaman mungkin pasien tidurrnterlentang dengan tungkai kanan berada di tepi bed. Pasitkan keadaan umumrnpasien baik dan siap untuk melakukan latihan.rn- posisi terapis : Disamping kanan pasien dan jaga kontak dengan pasien.rn- Pelaksanaan :Pasien diminta untuk memfleksikan lututnya kanannya secararnaktif tanpa bantuan dari terapis. Gerakan yang dilakukan yaitu fleksiekstensi pada sendi lutut kanan. Gerakan-gerakan yang dilakukan danrnterkontrol lamanya gerakan dilakukan sebanyak 2 repetisi , dalam 1rnrepetisinya dilakukan 8 kali pengulangan dengan waktu istirahat 5 menit.rn Force passive exercisern- Persiapan pasien :Posisikan pasien senyaman mungkin posisi pasien pronernlying dengan tungkai bawah lurus. Pastikan keadaan umum pasien baik danrnsiap untuk melakukan latihan.rn- posisi terapis disamping kanan pasien.rn- Pelaksanaan tangan kiri terapis memfiksasi di proksimal sendi lutut kananrnpasien sedangkan tangan kanan terapis di malleolus kaki kanan pasienrnsehingga memudahkan untuk memberikan tekanan diakhir gerakan fleksirnknee dextra, gerakan harus halus dan teratur, pengulangan gerakanrndilakukan sebanyak 2 repetisi, dalam 1 repetisinya dilakukan 8 kalirnpengulangan dengan waktu istirahat 5 menit.rnG. EVALUASIrnSetelah dilakukan penatalaksanaan Fisioterapi sebanyak 4 kali, makarndidapatkan hasil :rna. Evaluasi Nyeri dengan VASrnPemeriksaanrn(T1)rn14-02-2019rn(T2)rn16-02-2019rn(T3)rn18-02-2019rn(T4)rn21-02-2019rnNyeri diam 2,2 cm 2 cm 1,8 cm 1,5 cmrnNyeri tekan 3,6 cm 3,4 cm 3,2 cm 2,8 cmrnNyeri gerak 4,8 cm 4,6 cm 4,4 cm 3,9 cmrnb. Evaluasi Odema dengan antropometri menggunakan midlinernPemeriksaan Lingkar sendi lututrnTerapi 1 (14-02-2019)rnKanan 44 cmrnKiri 41 cmrnSelisih 3 cmrnTerapi 2 (16-02-2019)rnKanan 43 cmrnKiri 41 cmrnSelisih 2 cmrnTerapi 3 (18-02-2019)rnKanan 42 cmrnKiri 41 cmrnSelisih 1 cmrnTerapi 4 (21-02-2019)rnKanan 41 cmrnKiri 41 cmrnSelisih 0 cmrnc. Evaluasi Atropi dengan antropometri menggunakan midlinernPemeriksaanrnDari tuberositas tibia 20rncm ke proksimalrnDari tuberositas tibia 10rncm ke distalrnTerapi 1 14-02-2019rnKanan 49 cm 37 cmrnKiri 50 cm 38 cmrnSelisih 1 cm 1 cmrnTerapi 2 16-02-2019rnKanan 49 cm 37 cmrnKiri 50 cm 38 cmrnSelisih 1 cm 1 cmrnTerapi 3 18-02-2019rnKanan 49 cm 37 cmrnKiri 50 cm 38 cmrnSelisih 1 cm 1 cmrnTerapi 4 21-02-2019rnKanan 49 cm 37 cmrnKiri 50 cm 38 cmrnSelisih 1 cm 1 cmrnd. Evaluasi Lingkup Gerak Sendi dengan goneometerrnLutut kananrn(T1)rn14-02-2019rn(T2)rn16-02-2019rn(T3)rn18-02-2019rn(T4)rn21-02-2019rnAktif S 5̊ - 5̊ - 45̊ S 5̊ - 5̊ - 45̊ S 3º - 3º - 55º S 0º- 0º- 65ºrnPasif S 3̊ - 5º - 50̊ S 3̊ - 5º - 50̊ S 0º - 3º - 60º S 0º- 0º- 70ºrne. Evaluasi Kekuatan Otot dengan MMTrnSendirnlututrnkananrnOtot penggerakrn(T1) (T2) (T3) (T4)rn14-02-2019 16-02-2019 18-02-2019 21-02-2019rnFleksor M. Hamstring 2+ 2+ 2+ 3-rnEkstensor M. Quadriceps 2+ 2+ 2+ 3-rnf. Evaluasi Gangguan Pola Jalan dengan Gait AnalisisrnTerapi 1 (14-02-2019) didapatkan bahwa adanya gangguan pola jalanrnhilangnya fase stance yaitu heel strike dan fase swing yaitu accelerasi, mid swing,rndecelerasi pada tungkai kanannya, setelah menjalakan terapi sebanyak empat kalirnterapi didapatkan adanya sedikit perubahan pada terapi 4 (21-02-2019) yaiturnsudah ada pola jalan fase stance yaitu heel strike dan fase swing yaitu accelerasi,rnmid swing, decelerasi pada tungkai kanannya.rnH. Hasil Terapi AkhirrnPasien atas nama Ny. Neneng Susanti umur 44tahun dengan diagnose Postrnop ORIF Fraktur Patella Dextra menggunakan modalitas alat Infrared Radiationrndan terapi latihan berupa free active exercise dan force passive exercise selama 4rnkali terapi diperoleh hasil evaluasi terakhir berupa : 1) adanya penurunan nyerirndiam, nyeri tekan dan nyeri gerak, 2) adanya penurunan odema, 3) adanyarnpeningkatan LGS, 4) adanya peningkatan kekuatan otot m.hamstring dan m.rnquadriceps kanan 5) belum adanya peningkatan karena masih atropi 6) adanyarnsedikit perubahan pola jalan
Detail Information
Item Type | |
---|---|
Penulis |
NUR ASRI KHUFYATAN IIN - Personal Name
|
Student ID | |
Dosen Pembimbing | |
Penguji | |
Kode Prodi PDDIKTI | |
Edition |
2019
|
Departement | |
Contributor | |
Language |
Indonesia
|
Publisher | AKFIS RS DUSTIRA : Cimahi., 2019 |
Edition |
2019
|
Subject(s) | |
No Panggil |
615.8 NUR p
|
Copyright | |
Doi |