PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PEDICLE SCREW FIXATION V L1-3 DAN OSTEOTOMI E.C FRAKTUR KOMPRESI V L2 DENGAN MODALITAS TERAPI LATIHAN

Record Detail

Text

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST PEDICLE SCREW FIXATION V L1-3 DAN OSTEOTOMI E.C FRAKTUR KOMPRESI V L2 DENGAN MODALITAS TERAPI LATIHAN

XML

PROTOKOL STUDI KASUSrnNAMA MAHASISWA : Arid Ridwan EfendyrnN.I.M : 16.008rnTEMPAT PRAKTEK : RSO. Prof. DR. R. Soeharso SurakartarnPEMBIMBING : Daryanto, SST. Ftrn==========================================================rnTanggal Pembuatan Laporan : 24 Februari 2019rnKondisi / Kasus : FT BrnI. KETERANGAN UMUM PENDERITArnNama : Ny. I.RrnUmur : 50 tahunrnJenis Kelamin : PerempuanrnAgama : IslamrnPekerjaan : Ibu Rumah TanggarnAlamat : Negla RT 005/012 Kecamatan Losari Brebes, JawarnTengahrnII. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKITrnA. DIAGNOSA MEDISrnPost Pedicle Screw Fixation VL1 – 3 dan Osteotomi e.c Fraktur KompresirnVL2 – Frankel CrnB. CATATAN KLINISrnHasil MRI (12 Februari 2019)rn1. Fraktur kompresi corpus VL2 disertai retropulsi fragment fraktur kernposterior dan menyebabkan extreme canal stenosis pada level tersebutrn2. Penyempitan diskus intervertebralis VL1 – 2rn3. Tak tampak spondylolisthesis vertebra lumbalisrn4. Densitas tulang berkurangrnOperasi (15 Februari 2019)rnUraian pembedahan :rn1. Posisi pronern2. Drappingrn3. Incisi dari V L1 – 3, didapatkan rupture ligament supraspinousrn4. Pasang pedicle screw V L1 (6,5x40) triangulation dan V L3 (6,5x45)rndivergenrn5. Osteotomi VL1 – 3rn6. Rod crosslinern7. Grafting – irigasi – drain – jahitrnC. TERAPI UMUM (GENERAL TREATMENT )rn1. Fisioterapirn2. Medica mentosarn Obat Injeksirn Cepazolin 1 gr /8 jamrn Ketorolac 30 mg / 8 jamrn Mecobalamin 1 amp / 12 jamrn OHZ 40 mg / 12 jamrn PCT 1 gr / 8 jamrn Ondancentron 1 amp / 8 jamrn Obat Oralrn Amlodipin 1 x 1rn Corcord 1 x 1rn Alprazolam 1 x 1rn ISDN 2 x 1rn Carbidu 1 x 1rnD. RUJUKAN FISIOTERAPI DARI DOKTERrnMohon dilakukan tindakan fisioterapi pada pasien bernama Ny. I denganrndiagnosa Post Pedicle Screw Fixation VL1 – 3 dan Osteotomi e.c FrakturrnKompresi VL2 – Frankel CrnIII. SEGI FISIOTERAPIrnTanggal: 21 Februari 2019rnA. ANAMNESIS (AUTO)rn1. KELUHAN UTAMArnNyeri pinggang bawahrn2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGrnPasien berada di ruangan parang seling dan sudah dilakukan tindakanrnoperasi pedicle screw fixation dan osteotomi pada VL 1 – 3 dikarenakanrnpasien mengalami fraktur kompresi pada V L2rn3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULUrn9 bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan motor berupa menabrakrnlubang di jalan raya dan merasakan ada penekanan pada tulang belakang, 2rnbulan setelah kejadian pasien sulit untuk menggerakkan kaki dan merasarnnyeri saat berdiri, lalu di bawa ke RS Pangembon Cirebon dan di hari yangrnsama dirujuk ke RSO Prof. DR. R. Soeharso Surakarta.rn4. RIWAYAT PENYAKIT PENYERTArnHipertensirnOsteoporosisrn5. RIWAYAT PRIBADIrnPasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang sehari – harinya banyakrnmenghabiskan waktu di rumahrn6. RIWAYAT KELUARGArnTidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan pasienrn7. ANAMNESIS SISTEMrna. Kepala dan leherrnPasien tidak mengalami kaku pada leher, pasien mengeluh pusing saatrndudukrnb. KardiovaskulerrnTidak ada keluhan nyeri dada dan jantung berdebar-debarrnc. RespirasirnTidak ada keluhan sesak nafasrnd. GastrointestinalrnTidak ada keluhan dan BAB terkontrolrne. UrogenitalrnTidak ada keluhan dan BAK terkontrolrnf. MuskuloskletalrnAdanya nyeri pada pinggang bawah, keterbatasan lingkup gerak sendirnfleksi hip bilateral dan kelemahan otot pada regio hiprng. NervorumrnTidak ada keluhan kebas ataupun baalrnB. PEMERIKSAANrn1. PEMERIKSAAN FISIKrn1.1 TANDA-TANDA VITALrna) Tekanan darah : 170/110 mmHgrnb) Denyut Nadi : 80 x/menitrnc) Pernapasan : 18 x/menitrnd) Temperatur : 36,20Crne) Tinggi Badan : 150 cmrnf) Berat Badan : 90 Kgrn1.2 INSPEKSIrnStatis : Terpasang selang infus pada lengan kiri pasien,rndrainage pada daerah vertebra lumbal, dan memakai TLSOrnDinamis : Pasien mampu untuk miring kiri dan kanan, terbatasrnmelakukan fleksi hip, dan mengeluh nyeri pada pinggang bawah saatrnperubahan posisi dari terlentang ke duduk dan duduk ke berdiri.rn1.3 PALPASIrnTidak ada atrofi dan spasme otot, tidak ada perbedaan suhu antararntungkai kanan dan kirirn1.4 PERKUSIrnTidak dilakukanrn1.5 AUSKULTASIrnTidak dilakukanrn1.6 GERAKAN DASARrna) Gerak AktifrnPada hip joint pasien mampu melakukan gerak ekstensi, adduksi,rnabduksi, eksorotasi dan endorotasi dengan full ROM dan tidakrndisertai rasa nyeri. Pada gerak fleksi tidak mampu full ROM,rndisertai rasa nyeri. Pada knee joint gerak fleksi dan ekstensirnmampu full ROM dan tidak disertai nyeri, Pada ankle joint,rnmampu melakukan gerakan plantar fleksi, dorsal fleksi, inversi,rndan eversi dengan full ROM dan tidak disertai nyeri.rnb) Gerak PasifrnPada hip joint pasien mampu dilakukan gerak ekstensi, adduksi,rnabduksi, eksorotasi dan endorotasi dengan full ROM dan tidakrndisertai rasa nyeri dengan end feel normal, dan pada gerak fleksirntidak mampu full ROM, disertai rasa nyeri dan end feel firm. Padarnknee joint gerak fleksi dan ekstensi mampu full ROM dan tidakrndisertai nyeri dengan end feel normal. Pada ankle joint, mampurnmelakukan gerakan plantar fleksi, dorsal fleksi, inversi, dan eversirndengan full ROM, tidak disertai nyeri, dengan end feel normal.rnc) Gerak Isometrik melawan TahananrnPada hip joint, pasien mampu melawan tahanan yang diberikanrnterapis dan tidak disertai nyeri pada gerak ekstensi, adduksi,rnabduksi, endorotasi, dan eksorotasi, dan gerak fleksi denganrnmampu melawan tahanan dan disertai nyeri. Pada knee joint,rnpasien mampu melawan tahanan dengan tidak disertai nyeri padarngerakan fleksi dan ekstensi. Pada ankle joint, pasien mampurnmelawan tahanan dan tidak disertai nyeri pada gerakan dorsalrnfleksi, plantar fleksi, inversi, dan eversi.rn1.7. KOGNITIF, INTRA PERSONAL & INTER PERSONALrnKognitif : Pasien mampu menceritakan riwayat penyakitrndengan baikrnIntrapersonal : Keinginan pasien untuk sembuh tinggirnInterpersonal : Pasien kooperatif dengan terapisrn1.8. KEMAMPUAN FUNGSIONAL & LINGKUNGAN AKTIVITASrn Kemampuan Fungsional Dasar :rnPasien mampu untuk miring kiri dan kanan, dan masih terbatasrnuntuk duduk, berdiri, dan berjalanrn Aktivitas Fungsional :rnAktivitas eating dan drinking memerlukan sedikit bantuan, danrnaktivitas dressing dan toileting masih bergantung pada orangrnlain.rn Lingkungan Aktivitas :rnPasien berada di ruang perawatan Parang Seling danrnmendukungrnuntuk kesembuhan pasien.rn2. PEMERIKSAAN SPESIFIK (FT B)rn2.1 Nyeri dengan Visual Analogue Scale (VAS)rnPemeriksaan NilairnNyeri diam 2,7rnNyeri tekan -rnNyeri gerak 3,8rn2.2 Lingkup Gerak Sendi dengan GoneometerrnREGIOrnAKTIFrnNORMALrnDEXTRA SINISTRArnHIPrnS 15–0–100 S 15–0–100 S 15–0–120rnF 45–0–15 F 45–0–15 F 45–0–15rnR(S90) 45–0–45 R(S90) 45–0–45 R(S90) 45–0–45rnPASIFrnNORMALrnDEXTRA SINISTRArnS 15–0–105 S 15–0–105 S 15–0–120rnF 45–0–15 F 45–0–15 F 45–0–15rnR(S90) 45–0–45 R(S90) 45–0–45 R(S90) 45–0–45rn2.3 Pemeriksaan Kekuatan Otot dengan Manual Muscle Testingrn(MMT)rnREGIO OTOT PENGGERAK DEXTRA SINISTRArnHIPrnFLEKSOR 3- 3-rnEKSTENSOR 4 4rnADDUKTOR 4 4rnABDUKTOR 4 4rnENDOROTATOR 4 4rnEKSOROTATOR 4 4rn2.4 Pemeriksaan Aktivitas Fungsional dengan Index BarthelrnNO ITEM PENILAIAN SKORrn1rnMakan (Feeding) 0 = Tidak mampurn1 = Butuh bantuan memotong, mengolesrnmentega, dllrn2 = Mandirirn1rn2 Mandi (Bathing) 0 = Tergantung orang lainrn1 = Mandiri 0rn3rnPerawatan dirirn(Grooming)rn0 = Membutuhkan bantuan orang lainrn1 = Mandiri dalam perawatan muka,rnrambut, gigi, dan bercukurrn0rn4rnBerpakaianrn(Dressing)rn0 = Tergantung orang lainrn1 = Sebagian dibantu (misal mengancingrnbaju)rn2 = Mandirirn1rn5rnBuang air kecilrn(Bladder)rn0 = Inkontinensia atau memakai kateterrndan tidak terkontrolrn1 = Kadang inkontinensia (maks, 1x24rnjam)rn2 = Kontinensia (teratur untuk lebih darirn7 hari)rn2rn6rnBuang air besarrn(Bowel)rn0 = Inkontinensia (tidak teratur)rn1 = Kadang inkontinensia (sekalirnseminggu)rn2 = Kontinensia (teratur)rn2rn7rnPenggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lainrn1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapatrnmelakukan beberapa hal sendirirn2 = Mandirirn0rn8rnTransfer 0 = Tidak mampurn1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2rnorang)rn2 = Bantuan kecil (1 orang)rn3 = Mandirirn1rn9rnMobilitas 0 = Immobile (tidak mampu)rn1 = Menggunakan kursi rodarn2 = Berjalan dengan bantuan (1 orang)rn3 = Mandiri (meskipun menggunakan alatrnbantu)rn2rn10rnNaik turun tangga 0 = Tidak mampurn1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)rn2 = Mandirirn0rnTOTAL 9rnKeterangan : Ketergantungan sedangrnC. DIAGNOSIS FISIOTERAPIrnImpairment : Adanya nyeri pinggang bawah, keterbatasanrnlingkup gerak sendi pada fleksi hip bilateral, danrnkelemahan otot pada regio hip bilateralrnFunctional limitation : Pasien terbatas untuk duduk, berdiri, dan berjalanrnDisability : Pasien belum mampu untuk mengikuti kegiatanrnsosial di rumahnya.rnD. PROGRAM/RENCANA FISIOTERAPIrn1. TUJUANrnTujuan Jangka Pendekrn1. Mengurangi nyerirn2. Meningkatkan lingkup gerak sendirn3. Meningkatkan kekuatan ototrn4. Meningkatkan kemampuan aktifitas fungsionalrnTujuan Jangka Panjangrn1. Meningkatkan dan mengembalikan kemampuan fungsional pasienrnsemaksimal mungkinrn2. TINDAKAN FISIOTERAPIrna. Teknologi Fisioterapirn1) Teknologi Alternatifrn Infra Red Radiation (IRR)rn Micro Wave Diathermy (MWD)rn Short Wave Diathermy (SWD)rn Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)rn Terapi Latihanrn Core Stability Exercisern Free Active Exercisern Resisted Active Exercisern Transfer-ambulasirn2) Teknologi Yang Dilaksanakan :rna. Core Stability ExercisernMerupakan latihan yang berfungsi untuk mengaktifkan otot – ototrndalam (deep), mempertahankan postur tubuh dan control gerakan.rnBertujuan untuk mengurangi nyerirnb. Free Active ExercisernMerupakan gerak segmen tubuh dalam Range of Motion (ROM)rnyang tidak dibatasi yang dihasilkan oleh kontraksi aktif otot yangrnmelintasi sendi tersebut. Bertujuan untuk meningkatkan lingkuprngerak sendi.rnc. Resisted Active ExercisernMerupakan latihan aktif dengan kontraksi otot dinamis atau statisrnditahan oleh gaya luar, tahanan yang diberikan oleh terapis ataurntenaga kesehatan lain, atau penggunaan alat mekanik. Bertujuanrnuntuk meningkatkan kekuatan ototrnd. Transfer dan ambulasirnAdalah latihan yang diberikan untuk dapat secara mandirirnberpindah dan beraktivitas secara mandiri dengan alat banturnb. Edukasirn Pasien diminta untuk melakukan latihan nafas dalam (deep breathingrnexercise) seperti yang diberikan terapis ketika latihan di rumah sakit.rn Melakukan latihan yang dilakukan terapis secara mandiri denganrnpengawasan keluarga pasien dengan dosis yang sama (8 kali setiaprngerakan atau semampu pasien).rn Melakukan latihan transfer dan ambulasi yang telah diajarkan terapisrnselama pasien masih berada di bangsal Parang Seling RSO SoeharsornSurakarta.rn3. RENCANA EVALUASIrn1) Nyeri dengan Visual Analogue Scale (VAS)rn2) Lingkup Gerak Sendi dengan Goniometerrn3) Kekuatan Otot dengan Manual Muscle Testing (MMT)rn4) Aktivitas fungsional dengan Indeks BarthelrnE. PROGNOSISrnQuo ad Vitam : BonamrnQuo ad Sanam : BonamrnQuo ad Fungsionam : Dubia ad BonamrnQuo ad Cosmeticam : BonamrnF. PELAKSANAAN FISIOTERAPIrnPertemuan pertama (T1) Tanggal : 18 Februari 2019rna. Core Stability ExercisernPersiapan pasien : Posisikan pasien supine lying senyaman mungkinrnPersiapan terapis : Posisi terapis di samping pasienrnPelaksanaan terapi : Sebelum melakukan latihan, intruksikan pasienrnuntuk menarik nafas dalam lewat hidung dan megeluarkan pelan lewatrnmulut (deep breathing exercise) sebanyak 3-5 kali.rn Crunches/Partial Sit UprnPosisikan kedua tungkai pasien semi fleksi hip dan knee, lalurnintruksikan pasien untuk mengangkat kepalanya dan menekanrnpinggangnya ke bed, tahan posisi selama 5 hitungan dan ulangirnsebanyak 2 kali.rn Static Straight LegsrnPosisikan kedua tungkai pasien lurus dengan full ekstensi knee,rnlalu intruksikan pasien untuk mengangkat salah satu tungkai lurusrnsemampu pasien, tahan posisi selama 5 hitungan dan ulangirnsebanyak 2 kali untuk masing – masing tungkairnb. Free Active ExercisernPersiapan pasien : Posisikan pasien supine lying senyaman mungkinrnPersiapan terapis : Posisi terapis senyaman mungkin di sampingrnpasien dan dapat menjangkau gerakan latihan yang akan dilakukan.rnPelaksanaan terapi : Sebelum melakukan latihan, intruksikan pasienrnuntuk menarik nafas dalam lewat hidung dan megeluarkan pelan lewatrnmulut (deep breathing exercise) sebanyak 3-5 kali.rnIntruksikan pasien untuk melakukan gerakan pada regio hip ke arah fleksirndengan 2 set dengan 1 set 5 kali pengulangan setiap gerakan.rnc. Resisted Active ExercisernPersiapan pasien : Posisikan pasien supine lying senyaman mungkinrnPersiapan terapis : Posisi terapis senyaman mungkin di sampingrnpasien dan dapat menjangkau gerakan latihan yang akan dilakukan.rnPelaksanaan terapi : Sebelum melakukan latihan, intruksikan pasienrnuntuk menarik nafas dalam lewat hidung dan megeluarkan pelan lewatrnmulut (deep breathing exercise) sebanyak 3-5 kali.rnIntruksikan pasien untuk melakukan gerakan dan melawan tahananrnminimal yang diberikan terapis pada regio hip ke arah fleksi, ekstensi,rnadduksi, abduksi, endorotasi, dan eksorotasi, dengan 2 set dengan 1 set 5rnkali pengulangan di setiap gerakanrnd. Latihan transfer dan ambulasirnPersiapan pasien : Pastikan pasien dalam keadaan sadar, posisikanrnpasien dalam posisi yang senyaman mungkin untuk melakukan gerakanrntransfer dan ambulasi.rnPersiapan terapis : Terapis disamping kanan/kiri pasien, usahakanrndapat menjangkau gerakan pasien dengan baik, nyaman dan tidakrnmelelahkan. Jelaskan kepada pasien agar mengikuti instruksi yangrndiberikan dari fisioterapis, dan beritahukan terlebih dahulu tujuan yangrnakan dicapai dari latihan yang dilakukan.rnPelaksanaan terapi : Sebelum melakukan latihan, intruksikan pasienrnuntuk menarik nafas dalam lewat hidung dan megeluarkan pelan lewatrnmulut (deep breathing exercise) sebanyak 3-5 kali.rn Terlentang – miring kanan dan kirirnTekuk tungkai kiri pasien dan tungkai kanan dalam keadaan lurus,rnIntruksikan pasien untuk memegang pegangan bed di sebelahrnkanan dengan kedua tangan pasien dan menarik tubuh hinggarnposisi pasien mengarah ke kanan. Terapis memfasilitasi dirnbelakang trunk pasien. Untuk miring ke kiri dilakukan dengan cararnyang sama dengan posisi tungkai kanan yang menekuk dan tungkairnkiri dalam posisi yang lurus.rn Terlentang – dudukrnPasien diposisikan miring kanan atau kiri lalu intruksikan pasienrnuntuk mengangkat dan menurunkan tungkai keluar bed, danrnintruksikan pasien untuk mengangkat badannya dengan kekuatanrndan tumpuan berada di tangan hingga posisi pasien duduk di tepirnbed dengan terapis memfasilitasi di belakang trunk pasien.rn Duduk – berdiri (dengan walker)rnAtur posisi ketinggian bed hingga kaki pasien menapak ke lantai,rnkemudian tempatkan walker di depan dan dekat dengan pasien,rnintruksikan pasien untuk memegang pegangan walker secara kuatrndan posisikan kaki pasien selebar bahu dengan lutut tegak lurusrndengan ibu jari kaki pasien. Kemudian, intruksikan pasien untukrnberdiri dengan terapis memfasilitasi di belakang trunk pasien.rn Berdiri – berjalan (dengan walker)rnSebelum berjalan, intruksikan pasien untuk melakukan latihanrnkeseimbangan dengan menekuk kakinya secara bergantian antararnkanan dan kiri sebanyak 5-8 kali, lalu intruksikan pasien untukrnmengangkat walker dan tidak terlalu jauh dengan tubuh danrnintruksikan pasien untuk melangkahkan kaki kanan lalu kiri.rnPertemuan kedua (T2) Tanggal : 19 Februari 2019rnPemberian terapi pada hari kedua sama seperti pada hari pertama denganrngerakan yang sama dengan T1 dan dosis pengulangannya sama denganrndisesuaikan dengan kondisi umum pasien.rnPertemuan kedua (T3) Tanggal : 20 Februari 2019rnPemberian terapi pada hari ketiga sama seperti pada hari pertama danrnkedua dengan gerakan yang sama dengan T1 dan T2 dan dosisrnditingkatkan menjadi 8 kali pengulangan dan disesuaikan dengan kondisirnumum pasien.rnG. EVALUASIrnEvaluasi Nyeri dengan Visual Analogue ScalernJenis Nyeri T1rn18/02/19rnT2rn19/02/19rnT3rn20/02/19rnNyeri Diam 2,7 2,5 2,1rnNyeri Tekan - - -rnNyeri Gerak 3,8 3,2 2,7rnEvaluasi Lingkup Gerak Sendi dengan GoneometerrnLingkup Gerak Sendi Aktif DextrarnREGIO T1 18/2 T2 19/2 T3 20/2rnHIP S 15–0–100 S 15–0–100 S 15–0–105rnLingkup Gerak Sendi Pasif DextrarnREGIO T1 18/2 T2 19/2 T3 20/2rnHIP S 15–0–105 S 15–0–105 S 15–0–110rnLingkup Gerak Sendi Aktif SinistrarnREGIO T1 18/2 T2 19/2 T3 20/2rnHIP S 15–0–100 S 15–0–100 S 15–0–105rnLingkup Gerak Sendi Pasif SinistrarnREGIO T1 18/2 T2 19/2 T3 20/2rnHIP S 15–0–105 S 15–0–105 S 15–0–110rnEvalusi Kekuatan Otot dengan Manual Muscle Testing (MMT)rnREGIO OTOTrnDEXTRA SINISTRArnT1rn18/2rnT2rn19/2rnT3rn20/2rnT1rn18/2rnT2rn19/2rnT3rn20/2rnHIPrnFLEKSOR 3- 3- 3- 3- 3- 3-rnEKSTENSOR 4 4 4 4 4 4rnADDUKTOR 4 4 4 4 4 4rnABDUKTOR 4 4 4 4 4 4rnENDOROTATOR 4 4 4 4 4 4rnEKSOROTATOR 4 4 4 4 4 4rnEvaluasi Aktivitas Fungsional dengan Index BarthelrnNO ITEM T1 18/2 T2 19/2 T3 20/2rn1 Makan (Feeding) 1 1 2rn2 Mandi (Bathing) 0 0 0rn3 Perawatan diri (Grooming) 0 0 0rn4 Berpakaian (Dressing) 1 1 1rn5 Buang air kecil (Bladder) 2 2 2rn6 Buang air besar (Blower) 2 2 2rn7 Penggunaan toilet 0 1 1rn8 Transfer 1 2 2rn9 Mobilitas 2 2 2rn10 Naik turun tangga 0 0 0rnJUMLAH 9 11 12rnH. HASIL TERAPI TERAKHIRrnSetelah dilakukan terapi sebanyak 3 kali pada tanggal 18, 19, dan 20rnFebruari 2019, didapatkan hasil :rn1. Nyeri diam berkurang dari (2,7) menjadi (2,1) dan nyeri gerak dari (3,8)rnmenjadi (2,7)rn2. Lingkup Gerak Sendi meningkatrn3. Tidak terjadi peningkatan kekuatan ototrn4. Aktivitas Fungsional dari Ketergantungan Sedang menjadirnKetergantungan Ringan


Detail Information

Item Type
Penulis
Efendy, Arid Ridwan - Personal Name
Student ID
Dosen Pembimbing
Penguji
Kode Prodi PDDIKTI
Edition
2019
Departement
Contributor
Language
Indonesia
Publisher AKFIS RS DUSTIRA : Cimahi.,
Edition
2019
Subject(s)
No Panggil
Copyright
Doi

File Attachment

LOADING LIST...



Information


RECORD DETAIL


Back To Previous  XML Detail